Sunday, November 2, 2008

Anjing Kucing Muntah?

Mungkin anda pernah menjumpai kucing anda atau satwa peliharaan anda mengalami muntah. Rasanya tentu saja khawatir telah terjadi sesuatu pada satwa tersayang. Lalu, apa sebenarnya yang bisa membuat satwa terutama kucing mengalami muntah? Apakah berbahaya, atau merupakan suatu gejala dari penyakit tertentu? Berikut saya akan coba menjelaskan mengenai hal tersebut.

Bagaimana Muntah Terjadi ?
Muntah merupakan respon tubuh yang disebabkan oleh reflek organ pencernaan yang dikontrol oleh pusat muntah di medulla oblongata otak. Muntah diawali dengan meningkatnya jumlah air liur dan mual, yang kemudian diikuti dengan gerakan menelan berulang-ulang yang mengarah dengan adanya relaksasi otot antara esofagus (tenggorokan)dan lambung. Selanjutnya hewan menahan nafas dan otot perut berkontraksi (untuk menaikkan tekanan dalam perut) dan isi dari lambung akan dikeluarkan. Aksi dari muntah terdiri dari tiga stadium: mual, muntah-muntah, dan muntahan. Pada tiap stadium selalu terjadi perubahan gerakan saluran pencernaan.

Apa yang Menyebabkan Hewan Muntah?
Muntah dapat disebabkan oleh gerakan kesakitan dari hewan, menelan substansi yang dapat membuat muntah (misalnya obat), Berbagai macam obat seperti cardia glikosida, agen muntah seperti apomorphine dan copper sulfat, anastesi umum, agonis dopamine, dan agen antineoplastik (obat untuk tumor) juga dapat merangsang pusat muntah, sumbatan pada saluran pencernaan, radang pada lambung atau iritasi, maupun penyakit pada bagian luar lambung yang dapat menstimulasi pusat muntah. Beberapa penyakit juga menunjukkan gejala muntah, seperti pada penyakit Parvo, infeksi bakteri, parasit, gagal ginjal, keracunan dll. Muntah juga mungkin terjadi berasal dari respon reseptor akibat adanya tekanan pada akhir lambung, usus halus, kolon, dan kantung empedu.

Isi Muntahan
Isi muntahan bisa berasal dari lambung atau dari usus. Muntah dari lambung biasanya terdiri dari cairan berbusa dan makanan yang sudah tercerna. Sedangkan muntah dari usus berwarna seperti empedu (hijau kehitaman) dengan material makanan yang tercerna atau yang telah busuk.

Bagaimana Jika Si Manis Muntah?
Jika satwa anda mengalami muntah, yang penting untuk anda ingat adalah, jangan panik. Pertolongan pertama yang bisa anda lakukan adalah;
1. Pastikan dia tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan dengan tetap memberikannya minum. Anda perlu menyuapinya jika memang dia terlihat lemas dan malas minum.
2. Letakkan kucing atau satwa anda pada tempat yang bersirkulasi udara baik dan nyaman untuknya.
3. Amati bentuk muntahan yang dikeluarkan, bila perlu, bawalah sampel muntahan satwa anda dalam plastik transparan saat berkonsultasi dengan dokter hewan, ini dapat membantu menentukan diagnosa.
4. Mulailah mencari tahu penyebab muntahnya satwa anda dengan mengingat-ingat sejarah kejadian, misalnya penyakit yang pernah diderita, makanan yang di makan, kondisi lingkungan dan cuaca, atau stres setelah perjalanan jauh, jatuh dan sebagainya.
5. Jika muntahan tidak berhenti atau satwa anda terlihat lemas dan dehidrasi, segera hubungi dokter hewan terdekat untuk mendapatkan terapi supportif sebagai pertolongan terhadap dehidrasi dan pencarian penyebab muntah berdasarkan pemeriksaan klinis.

Thursday, October 16, 2008

Distemper Anjing

Apakah Distemper?
Distemper pada anjing adalah suatu Penyakit yang menular pada anjing, serigala, anjing hutan, rakun, cerpelai, dan sejenis musang. Hal itu disebabkan disebabkan oleh suatu virus yang mudah tersebar dan terselubungi dengan lendir Meskipun demikian penyakit lebih sering terjadi pada anjing muda.Ini biasa terjadi pada hewan di bawah tekanan atau anjing yang terisolasi dari anjing lainnya .
Radius penyebaran distemper dapat mencakup seluruh dunia, cara penularan penyakit ini melalui kontak langsung dan udara. Penyakit ini menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada populasi anjing yang tidak divaksinasi di seluruh dunia.

Kejadian Penyakit
Canine distemper lebih sering menyerang pada anjing muda yang berumur 3-.9 bulan. Ini biasa terjadi pada hewan di bawah tekanan atau anjing yang terisolasi dari anjing lainnya. Penyakit distemper kira-kira 90% pada anjing berakibat fatal jika tidak ada perawatan. Jika ada anjing yang bisa bertahan, maka banyak yang akan menderita kerusakan permanent pada sistem saraf ( otak dan tulang belakang), parsial atau total kelumpuhan sering terjadi, atau otot /anggotagerak tidak dapat dikendalikan sehingga terdapat gangguan secara berkala.

Bagaimana Ditularkan
Penularan virus lewat udara menyebabkan infeksi ke dalam alat pernafasan. Virus mula-mula akan berkembang di dalam kelenjar getah bening local dan kemudian dalam 7 hari ke seluruh jaringan kelenjar getah bening. Dalam 3-6 hari setelah infeksi virus distemper suhu badan akan meninggi dan virus mulai masuk ke dalam peredaran darah. Dalam minggu kedua dan ketiga pasca infeksi, anjing mulai membentuk zat kebal untuk merespon infeksi dan jika mampu mengatasi virus distemper anjing tersebut akan sembuh tanpa menunjukkan gejala klinik. Apabila tidak mampu mengatasi virus tersebut maka anjing tersebut akan memperlihatkan penyakit baik akut atau subakut.

Gejala Distemper
Gejala ditandai timbulnya demam dan kematian secara mendadak. Setelah masa inkubasi 3-7 hari, anjing yang terinfeksi menderita 2 fase : 1) Fase mukosa : ditandai dengan gejala muntah dan diare, kulit yang tebal dan keras pada hidung serta bantalan kaki (”Hard Pad Disease”), 2) Fase Neurology/saraf (gejala klasik dimulai dari gemeretak dan gemetar dari rahang, gangguan hebat ke seluruh tubuh :”Chewing Gum Fit”): tremor, hilang keseimbangan dan tungkai menjadi lemah, jika keadaan melanjut bisa menyebabkan kematian
Beberapa anjing dapat terutama menderita gangguan pernafasan dan dapat juga terjadi gangguan pencernaan. Gejala pertama dari bentuk pulmonaris (paru) adalah peradangan cair dari laring dan bronchi, tonsillitis dan batuk. Selanjutnya terjadi bronchitis atau bronchopneumonia cair dan kadang-kadang pleuritis. Gejala saluran pencernaan meliputi muntah yang hebat dan mencret berair. Setelah mulainya penyakit, gangguan syaraf pusat dapat diamati pada sejumlah anjing, dicirikan oleh perubahan tingkah laku, pergerakan yang dipaksakan, kejang, serangan menyerupai ayan, ataxia, dan kelumpuhan.
Pada beberapa penderita akan memperlihatkan gejala syaraf dan diikuti gejala penyakit sistemik antara lain : hiperestesia, depresi, ataxia, paresis atau paralisa, dan tremor otot, encephalitis. Pada anjing tua adanya gejala encephalitis sangat berkurang sejak diperkenalkannya vaksin aktif distemper. Encephalitis dapat menyebabkan kerusakan mental yang fatal. Gejala klinis lain diantaranya, hewan selalu ingin tidur , hyperkeratosis.
Diagnosa yang mirip dengan distemper pada anjing yaitu rabies, pneumonia. Infeksi B. bronchiseptica, idiopatik epilepsy , hipoglikemia, trauma CNS dan gagal ginjal ( Schaer, 2003).

TERAPI
Tidak ada obat anti virus yang efektif, sehingga terapi distemper tidak spesifik. Pemberian antibiotic dimaksudkan untuk mengatasi terjadinya infeksi sekunder oleh bacteria. Terapi cairan dan elektrolit diberikan, karena penderita mengalami diare sehingga timbul dehidrasi

PENCEGAHAN
Pemberian gizi yang baik dan benar, control terhadap adanya parasit (ekto dan endo) dan vaksinasi yang teratur menurut prosedur. Vaksinasi dengan menggunakan vaksin aktif(hidup) dapat memberikan imunitas yang cukup dan berdurasi kurang lebih 1 tahun dan untuk anjing dengan kondisi prima dapat berdurasi beberapa tahun (2-3 tahun).
Jadwal Vaksinasi terhadap distemper anjing adalah sebagai berikut :
- pada umur 6-8 minggu diberikan vaksin aktif kombinasi MV-CDV( Measle virus dan Canine Distemper Virrus) atau vaksin CDV titer tinggi.
- 2X lagi vaksin ulangan yang diberikan setelah 3-4 minggu kemudian.
- Vaksinasi ulangan tahunan perlu dilakukan karena terjadi penurunan titer antibody.
Anak anjing yang tidak mendapat kolostrum induk tidak boleh divaksinasi dengan vaksin hidup sebelum berumur 4 minggu karena vaksin hidup akan berbahaya pada anak anjing yang tidak mempunyai pelindungan awal.

Wednesday, October 15, 2008

Obat-obat yang Berbahaya terhadap Anjing dan Kucing

Kadang kita mengalami suatu keadaan dimana peliharaan kita sakit ringan dan kita tidak sempat membawanya ke dokter hewan. Mencoba-coba memberikan obat pada hewan tanpa pemeriksaan dan pengawasan dokter hewan merupakan tindakan yang tidak etis dan dapat membahayakan nyawa hewan kesayangan anda.

Namun dalam keadaan mendesak, ada beberapa obat/bahan kimia yang tidak boleh diberikan pada anjing atau kucing kita. Obat yang kita berikan tidak boleh mengandung:

Parasetamol Alasan: merusak ginjal anjing dan kucing
Ibuprofen Alasan: merusak ginjal anjing dan kucing
Dettol Alasan: merupakan derivat fenol yang bersifat toxic secara akumulatif pada kucing. Kucing tidak mampu mengeliminasi fenol sehingga menimbulkan gejala muntah dan sesak nafas.
Gusanex Bersifat toxic pada kucing